Raja Arab Saudi, Abdullah Al-Saud, tetap pada pendiriannya untuk mendukung aksi militer Mesir dalam melawan dari "usaha untuk menngacaukan" negara seribu piramid tersebut.
"Kerajaan Arab Saudi, beserta masyarakat dan pemerintahannya berdiri dalam persaudaraan Mesir dalam melawan tindakan terorisme," kata dia dalam sebuah tayangan televisi pemerintahan yang dikutip dari Al-Jazeera, Sabtu 17 Agustus 2013.
"Saya menyerukan kepada orang-orang yang baik di Mesir, negara-negara Arab dan muslim untuk berdiri sebagai satu orang dan satu hati dalam upaya menghadapi upaya untuk mengguncang negara yang berada di garis depan sejarah Arab dan Muslim," katanya.
Raja Arab Saudi merupakan sekutu dekat mantan presiden Hosni Mubarak dan secara sejarah memiliki hubungan yang sulit dengan Ikhwanul Muslimin, pengusung mantan presiden Mohamad Mursi yang digulingkan militer Mesir.
Bahkan, setelah militer Mesir berhasil mengkudeta Mursi bulan lalu, kerajaan Arab Saudi menjanjikan bantuan senilai US$5 miliar.
Seperti diketahui, situasi di Mesir kian mencekam karena tindakan represif yang diambil oleh militer dan polisi Mesir. Bentrokan berdarah pasukan keamanan dan para demonstran Ikhwanul Muslimin (IM) kembali pecah Jumat siang waktu setempat saat rakyat Mesir masih belum melupakan tragedi "Rabu Berdarah" dua hari lalu.
Pada Jumat lalu, lebih dari 100 orang tewas setelah bentrokan antara pendukung Ikhwanul Muslimin dengan pasukan keamanan. Dalam sepekan, lebih dari 700 orang tewas.
Sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar