Pages - Menu

Selasa, 20 Agustus 2013

CIA Mengaku Dalangi Kudeta di Iran Tahun 1953

Agen intelijen Amerika Serikat, CIA, mengaku menjadi dalang penggulingan Perdana Menteri Iran Mohammad Mossadeg pada kudeta tahun 1953. Operasi ini dilakukan untuk membantu memuluskan langkah Inggris mengeruk minyak negara itu.

Fakta ini dibeberkan institut riset Arsip Keamanan Nasional yang mempublikasikan dokumen CIA soal Iran pada Senin, 19 Agustus 2013. Diberitakan CNN, ini adalah pengungkapan pertama keterlibatan CIA pada kudeta Iran.

"Kudeta militer yang menggulingkan Mossadeg dan kabinet Front Nasional-nya dilakukan di bawah petunjuk CIA dan bagian dari kebijakan luar negeri Amerika Serikat, diketahui dan disetujui oleh pemimpin tertinggi pemerintahan," tulis dokumen tersebut.

Menurut dokumen itu, operasi penggulingan bernama TPAJAX ini dilakukan atas permintaan Inggris. Menteri Luar Negeri Inggris kala itu, Sir Anthony Eden, menganggap Mossadeg ancaman bagi kepentingan strategis dan ekonomi mereka setelah menasionalisasi perusahaan minyak British Anglo-Iranian Oil atau yang sekarang dikenal dengan nama BP.

Selain itu, Mossadeg yang terpilih tahun 1951 juga ancaman bagi AS yang tengah Perang Dingin dengan Uni Soviet. AS khawatir, Iran akan jadi negara pendukung Soviet. "Jika ini terjadi, maka kemenangan bagi Soviet dan kemunduran Barat di Timur Tengah," kata Donald N Wilber, salah satu perencana misi, dalam dokumen tertanggal beberapa bulan setelah penggulingan.

Tujuan CIA dan intelijen Inggris MI6 adalah meningkatkan pengaruh Shah Mohammad Reza Pahlavi dan menunjuk Jenderal Fazlollah Zahedi sebagai perdana menteri. Untuk itu, CIA membantu kelompok-kelompok anti-Mossadeg untuk menuai propaganda.

"Di Iran, CIA melakukan propaganda di media, selebaran dan mempengaruhi ulama Teheran untuk melemahkan pemerintahan Mossadeg dengan segala cara," tulis Wilber.

Pada 19 Agustus 1953, kudeta dilakukan oleh massa pro-Shah yang berdemonstrasi atas bantuan CIA dan MI6. "Tentara Iran yang membelot kemudian bergabung dengan gerakan pro-Shah dan sore harinya, Teheran dan beberapa wilayah provinsi dikuasai massa dan militer. Di penghujung hari, anggota pemerintahan Mossaged bersembunyi atau dipenjara," lanjut Wilber lagi.

Setelah Mossadeg terguling, CIA terus memberikan bantuan bagi pemerintahan baru Iran yang dipimpin Zahedi. "CIA dengan sembunyi-sembunyi memberikan US$5 juta (Rp52,4 miliar) dalam dua hari kepada Zahedi," jelas Wilber.

Setelah kudeta, Mossadeg dihukum mati, tapi eksekusi tidak pernah dilakukan. Dia meninggal di Teheran pada tahun 1967.

Rahasia UmumWalaupun baru terbongkar secara resmi pekan ini, namun keterlibatan AS di kudeta Iran telah menjadi rahasia umum. Sebelumnya, Presiden Barack Obama pada pidatonya di Kairo, Mesir, tahun 2009 telah mengakuinya.

"Di tengah Perang Dingin, Amerika Serikat memainkan peranan dalam menggulingkan pemerintahan Iran yang terpilih secara demokratis," kata Obama.

Namun, Inggris yang menjadi pemicu keterlibatan AS pilih tutup mulut. Pada dokumen tahun 1970an, Inggris terbukti mencegah AS mengungkapkannya karena dianggap hal yang memalukan. Karena itulah, dokumen penggulingan Mossadeg milik Inggris tidak pernah terbongkar hingga saat ini.

Enam puluh tahun berlalu, penggulingan tahun 1953 itu tetap menjadi momok bagi hubungan AS-Iran. Politisi dan tokoh Syiah di Iran masih menggunakan peristiwa itu untuk memicu sentimen anti-AS.
Mahmoud Ahmadinejad saat menjabat presiden berulang kali menuntut AS untuk meminta maaf pada Iran atas keterlibatan di kudeta tersebut. AS sebelumnya telah menyampaikan penyesalannya atas kudeta tersebut, namun tidak pernah meminta maaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar