Pages - Menu

Jumat, 16 Agustus 2013

Pesepakbola Seperti Astronot, Tak Boleh Melepas Kesempatan

Konsistensi dan kerja keras dapat mewujudkan ambisi pemain setinggi-tingginya.
Piala Dunia U-20 yang baru lalu menjadi contoh bagian dari perjuangan seorang pemain muda untuk memupuk mimpi menjadi seorang bintang sepakbola dunia.

Tidak ada yang menyangka Ali Adnan dan Farhan Shakor menjadi dikenal dunia berkat penampilan gemilang Irak hingga babak semi-final. Bahkan mungkin sang pemain sendiri. Begitu pula dengan bakat-bakat potensial dari negara top seperti Prancis dan Spanyol, misalnya adalah Florian Thauvin, Jese Rodriguez, Paul Pogba, dan Gerard Deulofeu. Turnamen internasional junior seperti Piala Dunia U-20 memang menjadi salah satu ajang pencetakan bintang baru sepakbola, sehingga wajar rasanya pemantau bakat berdatangan menyaksikan pertandingan.

Penampilan di turnamen besar kerap dijadikan ajang pamer kebolehan sehingga seorang pemain dilirik klub yang lebih besar dan lebih baik. Para pemain dari luar negara-negara top kerap memanfaatkannya, seperti misalnya dari Eropa Timur, Amerika Latin, Afrika, dan Asia. Para bintang Ceko laris manis di bursa transfer setelah cemerlang di Euro 1996. Seiring dengan popularitas Liga Primer Inggris yang mulai meningkat, Patrik Berger, Karel Poborsky, hingga penjaga gawang Pavel Srnicek, diborong klub-klub Inggris.

“Momen terbesar dalam karier saya adalah hari ketika saya menandatangani kontrak sebagai pemain Liverpool. Saya tak mempercayainya. Buat saya Liverpool klub terbaik di dunia dan ketika saya berhenti bermain, saya bisa mengatakan kepada anak-anak saya bahwa saya bangga tujuh tahun bermain untuk Liverpool,” cetus Berger suatu ketika.

Terkadang, turnamen itu menjadi momen yang menentukan karier seorang pemain. Fenomena Salvatore Schillaci di Piala Dunia 1990 adalah contoh ideal menggambarkannya. Tak berpengalaman di ajang internasional, Schillaci malah menjadi mesin gol Italia di turnamen yang digelar di kandang sendiri itu. Gol demi gol dicetaknya. Schillaci mencetak gol kemenangan Italia atas Austria saat masuk sebagai pemain pengganti pada pertandingan perdana dan sejak itu pula dia tidak berhenti mencetak gol. Total enam gol dicetak Schillaci, membuatnya meraih sepatu emas turnamen, dan mengantarkan Italia meraih medali perunggu.

“Sulit menggambarkan dengan kata-kata pengalaman menjadi anggota skuat Piala Dunia. Saya merasakan kegembiraan luar biasa karena pemanggilan itu menjadi hasil dari latihan keras bertahun-tahun yang saya jalani,” ujar pemain yang akrab dipanggil Toto itu.

Ucapan Toto Schillaci membenarkan prinsip bahwa kerja keras, tekad luar biasa, dan konsistensi dapat mewujudkan mewujudkan ambisi setinggi mungkin. Kisah Schillaci seperti perjuangan seorang astronot yang tekun mengasah kemampuan, mempelajari segala keterampilan yang dibutuhkan, sebelum terbang mencapai misinya, dan pulang sebagai pahlawan.

Di dunia sepakbola profesional, seorang pemain tak boleh menyia-nyiakan kesempatan. Setiap momen sangat berharga untuk menentukan arah karier karena tentu saja kesempatan tidak datang dua kali. Selayaknya seorang astronot, pesepakbola harus cermat dalam mengambil setiap keputusan serta tidak melepas momen yang sudah ada dalam genggaman.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar