Pages - Menu

Kamis, 22 Agustus 2013

Raihan berencana berlatih di akademi Stoke City

Talenta muda pesepakbola Indonesia kembali muncul, Muhammad Raihan. Itu berkat aksinya di ajang Asian Youth Games (AYG), Nanjing, Tiongkok, pada 16-24 Agustus 2013.

Padahal, pertandingan berlangsung sulit. Sebab, Indonesia berada di grup C bersama Iran, Arab Saudi dan Hongkong. Langkah Indonesia, kini terhenti di babak delapan besar setelah kalah dari Korea Utara dengan skor 2-3, Senin (19/8).

Meski begitu, tidak mampu meredupkan bakat besarnya untuk terus berkiprah di level junior. Ke depannya, Raihan ingin selalu menjadi andalan di tim nasional Indonesia, di segala jenjang usia.

"Sebab, saya ingin menjadi pesepakbola profesional," kata Raihan.

Raihan juga menegaskan, dengan mental yang tepat dan proses menuju kematangan, bisa mencapai hal tersebut. Apalagi, ditegaskannya, siap menempuh latihan berat. Keunggulan penempatan bola, kebugaran fisik dan oleh bola, bisa menjadi bekal berharganya.

Apalagi, penampilan di AYG 2013 sebagi gelandang tengah, mampu mengeksplorasi naluri menyerang yang kerap membahayakan gawang lawan.

"Tahun depan, ada rencana untuk latihan di akademi klub Liga Inggris, Stoke City. Sebab, saya lulus dalam salah satu program seleksi Center of Excellence Angkatan 2013-2014, Pro-Direct Soccer Academy Indonesia (siswa kelahiran tahun 2000 dan 2001)," katanya.

Stoke City, berhasil menempati kasta teratas dalam peringkat akademi yang diaudit Profesional Game Board terhadap 10 klub berdasarkan rujukan dari organisasi independen standardisasi Liga Inggris.

Sedangkan klub lainnya, masing-masing yakni Arsenal FC, Liverpool, Tottenham, Everton, Aston Villa, West Brom, Norwich City, Bolton Wanderers, Sunderland, Manchester City, Manchester United, Chelsea, Fulham, Southampton, West Ham, Middlesbrough dan Wolverhampton Wanderers.

Hal tersebut, juga berdasarkan mekanisme pendanaan untuk sistem akademi baru yang disebut dengan Elite Player Performance Plan (EPPP). Setap tahun, klub dinilai berdasarkan kriteria seperti fasilitas akademi, tingkat produktivitas, staf kepelatihan, dan dukungan finansial, bagaimana sebuah klub mampu membayar seorang pemain berusia di bawah U-18 tahun sesuai dengan jumlah waktu yang diinvestasikan kepadanya.

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar