Selama hampir 20 tahun sejak ponsel mulai menjamur di dunia, imbauan untuk tidak menggunakan ponsel saat berkendara berlaku secara luas dan global. Hampir semua orang yakin, menelepon atau berbicara di ponsel sambil mengemudi akan meningkatkan risiko kecelakaan.
Tidak terkecuali di Indonesia. Jika Anda ingat, empat tahun silam, muncul regulasi UU no. 22 tahun 2009 yang melarang pengendara menggunakan telepon saat mengemudi. Jika melanggar, siapapun akan dikenai sanksi berupa tilang dengan denda Rp750 ribu, atau kurungan maksimal tiga bulan.
Namun, penelitian baru dari Carnegie Mellon University (CMU) dan London School of Economics and Political Science berkata lain, seperti dilansir Dailymail, 12 Agustus 2013.
Temuan mereka bertentangan dengan banyak orang, mengatakan bahwa berbicara di ponsel saat mengemudi tak meningkatkan risiko kecelakaan.
Para peneliti mengumpulkan data-data dari operator seluler dan laporan kecelakaan dari kepolisian untuk diolah. Hasilnya, mereka tidak menemukan adanya korelasi atau hubungan langsung antara jumlah panggilan telepon yang dilakukan dan jumlah kecelakaan pada periode sama.
Temuan ini bertolak belakang dengan temuan di New England Journal of Medicine di tahun 1997, yang menyimpulkan jika menggunakan telepon saat mengemudi meningkatkan risiko kecelakaan dengan faktor 4,3, atau setara risikonya dengan mengemudi dalam keadaan mabuk.
"Menggunakan ponsel saat berkemudi dapat mengganggu konsentrasi, tetapi itu tidak menyebabkan risiko kecelakaan menjadi lebih tinggi," ujar Saurabh Bhargava, asisten profesor ilmu sosial dan keputusan di CMU Dietrich.
"Menggunakan ponsel saat mengemudi dapat mengganggu, tetapi tidak menyebabkan risiko kecelakaan lebih tinggi," kata Saurabh Bhargava, asisten profesor ilmu sosial dan kebijakan di CMU Dietrich.
"Temuan kami bisa membantah temuan-temuan sebelumnya yang bersifat intuitif, karena hasil temuan kami cukup tepat berdasarkan statistik. Studi kami juga memanfaatkan percobaan alami dalam konteks dunia nyata," dia menjelaskan.
Untuk penelitian ini, Bhargava dan Vikram S Pathania dari London School of Economics and Politics, memeriksa panggilan telepon dan data kecelakaan dalam kurun waktu tahun 2002-2005.
Sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar